Kelakuan Pengguna Blackberry vs Android vs Iphone

Diposting oleh mermanarts on Selasa, 31 Januari 2012


HP DITENTENG DI JALAN
- BB : Lagi nungguin bbm dari si ayang : (always bbm)
- Android : Lagi sambil nge-restore, rom yang sebelumnya ga enak. (always ngoprek)
- Iphone : Gpp, seneng aja megangnya. (always bangga)

DI DALAM CAFE SENDIRIAN
- BB : Wakaka, bego banget sih neh orang, broadcast ke yang laen ahh. (dengan suara kencang)
- Iphone/Android : senyum2, baca tret di kaskus “ada ababil pake BB ketawa kenceng banget di cafe”

NGECHARGE HP SAMBIL DI PAKE
- BB : lagi tanggung neh, si A curhat seru banget di grup.
- Iphone : lagi tanggung neh, bentar lagi level 200 selese gw.
- Android : lagi tanggung neh, download rom baru, ga sabar pengen ngeflash.

STATUS BUSY DI MESSAGING
- BB : ga bisa diganggu, lagi nyetir. (hanya nyetir yang bisa menghentikannya)
- Iphone : busy. “ga sengaja ke sync itunes, ilang deh apps gw” (for jailbreak users only)
- Android : not available, “lagi ngeflash rom” (almost all users)

LAGI SENENG
- Android : Horeee, akhirnya Hp gw dapet ICS, download… download
- Iphone : Horeee, akhirnya tamat juga neh game. Maen apaan lagi yah?
- BB : Horeee, akhirnya keluar juga BB gw dari service center.

NYASAR DI JALAN
- BB
A = BB user
T = temen yang nyupir
A : “bentar gw bbm temen gw yah… Oi ciiinnn, ke airport dari Jl. A lewat mana?”.
T : “udah dibales belom, kok lama?”.
A : “bentar lagi pending”.
T : “hadeehhh….”
- Iphone
B = Iphone user
S = SIRI
B : “tenang ada SIRI”.
S : “What can I helped you sir B”.
B : “Show me the way to aerpot”.
S : “Sorry sir B, I don’t understand the meaning of Aerpot”.
- Android
C = Android User
T = Temen yang nyetir
C : “Tenang ada Google Maps…. oke dapet… 100 meter depan belok kiri”.
T : “ohh oke… 100 meter kan… bukan belokan di depan berarti”.
C : “ehh… loh.. kyknya yang itu deh”.
T : “Lah katanya 100 meter?”.
C :”Maap lagi dapet EDGE, Accuracy 1000 meter “.(akurasi google maps tidak cukup hanya gps, butuh signal juga. Kecuali pake 3rd party seperti ndrive/papago)(pengucapan yang salah tidak akan dimengerti oleh SIRI)

APLIKASI
- Iphone : Wah kayaknya keren neh aplikasi buat edit foto, cmn mahal juga yah 25 dollar. Nabung dulu deh.(menghargai hasil kerja orang lain)
- Android : Wah kayaknya keren neh aplikasi buat edit foto, download ahh dari blapkmarket/pandaapp/apktop /4*shared/filestube. (hidup petani )
- BB : Wah kayaknya keren neh aplikasi buat edit foto, ada yang buat BB ga yah?? (so sorry to heard that)

GAME ONLINE
- Iphone : “Ayo coba lawan karakter Homerun 3D gw”
- Android : “Sapa takut? buruan add gw.”
- BB : “Ya udah, gw kasih support aja deh buat kalian.”

BROWSING
- Android : “Beehh liat deh di website ini, keren euy”
- Iphone : “yahh pake flash yah, ga nongol di gue”
- BB : “ini web kok ngga muncul2 yah?”

YOUTUBE STREAMING
- Android : “Wakaka kocak neh video”
- Iphone : “Mana2… apa judulnya?? Haha iya gebleg banget”
- BB : “Berisik… boros pulsa tau….”

DEBAT DEVICE
A = Android freak
I = Iphone freak
B = Blackberry freak
A : “android is the best”
I : “iphone lah lebih mantab”
B : “tapi kalian berdua kan ga punya BBM”
A : “tapi google maps gw paling lengkap petanya”
I : “gw juga punya google maps, game gw lebih banyak”
A : “ahh… game terkenal iphone bentar lagi juga ada di android, elo kan ga bisa dioprek sistemnya”
I : “gw bisa di jailbreak kok, tapi SIRI gw keren abis”
A : “lebih responsif juga google voice gw, elo kan ga bisa jalanin flash”
I : “ngapain flash kan berat, mending html5″
A : “kalo itu sih gw juga bisa, terus….(dipotong oleh B)”
B : “tapi kalian berdua kan ga punya BBM”

BELI HP BARU
Iphone : beli ini untuk 1-2thn kedepan (mencari efisiensi)
BB : ini BB gw yang terakhir (mencari-cari alasan)
Android : Anjriiittt, udah mau keluar lagi yang baru (mencari duit tambahan )

PERJALANAN HP
- Iphone
2G : Pelopor Full touchscreen
3G : Pelopor smartphone tipis
3GS: Pelopor kenaikan IOS di dunia
4 : Pelopor HD Display
4S : Pelopor ganti iphone baru
- Android
1.5 : Bener-bener pemain baru
1.6 : Benerin yang 1.5
2.1 : Bener-bener niat ngejar IOS
2.2 : Mesti banyak dibenerin
2.3 : Bener-bener ueeenaaakk dipake
3.0 : Bener-bener buat tab
4.0 : Bener-bener deh… masa device gw ga dapet
- BB
Pearl : Yang penting BB
Curve : Yang penting BBM
Bold : Yang penting Keren
Storm : Yang penting Touchscreen
Onyx : Yang penting buat kerja
Torch : Yang penting style dapet, touchscreen dapet
Dakota, Bellagio, Apollo : Yah ga penting-penting amat, yang penting BB baru
More aboutKelakuan Pengguna Blackberry vs Android vs Iphone

Foto - Foto Rebahan Yang Unik

Diposting oleh mermanarts on Senin, 30 Januari 2012

More aboutFoto - Foto Rebahan Yang Unik

Saatnya Menuai Cinta

Diposting oleh mermanarts on Minggu, 29 Januari 2012

Cerita, Motivasi & Renungan #68
 
Di sebuah daerah tinggal seorang saudagar kaya raya. Dia mempunyai seorang hamba yang sangat lugu - begitu lugu, hingga orang-orang menyebutnya si bodoh.

Suatu kali sang tuan menyuruh si bodoh pergi ke sebuah perkampungan miskin untuk menagih hutang para penduduk di sana. "Hutang mereka sudah jatuh tempo," kata sang tuan.

"Baik, Tuan," sahut si bodoh. "Tetapi nanti uangnya mau diapakan?"

"Belikan sesuatu yang aku belum punyai," jawab sang tuan.

Maka pergilah si bodoh ke perkampungan yang dimaksud. Cukup kerepotan juga
si bodoh menjalankan tugasnya; mengumpulkan receh demi receh uang hutang
dari para penduduk kampung. Para penduduk itu memang sangat miskin, dan pula
ketika itu tengah terjadi kemarau panjang.

Akhirnya si bodoh berhasil jua menyelesaikan tugasnya. Dalam perjalanan pulang ia teringat pesan tuannya, "Belikan sesuatu yang belum aku miliki."

"Apa, ya?" tanya si bodoh dalam hati.

"Tuanku sangat kaya, apa lagi yang belum dia punyai?"

Setelah berpikir agak lama, si bodoh pun menemukan jawabannya. Dia kembali ke perkampungan miskin tadi. Lalu dia bagikan lagi uang yang sudah dikumpulkannya tadi kepada para penduduk.

"Tuanku, memberikan uang ini kepada kalian," katanya.

Para penduduk sangat gembira. Mereka memuji kemurahan hati sang tuan.

Ketika si bodoh pulang dan melaporkan apa yang telah dilakukannya, sang tuan geleng-geleng kepala.

"Benar-benar bodoh," omelnya.

Waktu berlalu. Terjadilah hal yang tidak disangka-sangka; pergantian pemimpin karena pemberontakan membuat usaha sang tuan tidak semulus dulu.

Belum lagi bencana banjir yang menghabiskan semua harta bendanya.

Pendek kata sang tuan jatuh bangkrut dan melarat. Dia terlunta meninggalkan rumahnya. Hanya si bodoh yang ikut serta. Ketika tiba di sebuah kampung, entah mengapa para penduduknya menyambut mereka dengan riang dan hangat; mereka menyediakan tumpangan dan makanan buat sang tuan.

"Siapakah para penduduk kampung itu, dan mengapa mereka sampai mau berbaik hati menolongku?" tanya sang tuan.

"Dulu tuan pernah menyuruh saya menagih hutang kepada para penduduk miskin kampung ini," jawab si bodoh.

"Tuan berpesan agar uang yang terkumpul saya belikan sesuatu yang belum tuan punyai. Ketika itu saya berpikir, tuan sudah memiliki segala sesuatu. Satu-satunya hal yang belum tuanku punyai adalah cinta di hati mereka. Maka saya membagikan uang itu kepada mereka atas nama tuan. Sekarang tuan menuai cinta mereka."

Terkadang kita tidak tahu, hal-hal yang tidak penting menurut kita ternyata justru itulah yang akan menjadi penolong disaat kita jatuh. Sedari itu....jangan pernah melupakan sesama, kebaikan sekecil apapun suatu saat kita akan menuai hasilnya......begitu pula sebailknya
More aboutSaatnya Menuai Cinta

Memegang Kebenaran

Diposting oleh mermanarts on Sabtu, 28 Januari 2012

Cerita, Motivasi & Renungan #67
 
Di sebuah sekolah, seorang guru bercerita kepada murid-muridnya tentang arti sebuah "Kebenaran". Dengan lembut dan sabar, sang guru pun mulai bercerita:.........

Pada zaman dahulu, ada seorang pedagang yang mempunyai seorang istri jelita dan seorang anak laki-laki yang sangat dicintainya. Suatu hari istrinya jatuh sakit dan tak berapa lama meninggal. Betapa pedihnya hati pria tersebut. Sepeninggal istrinya, dia mencurahkan segenap perhatian dan kasih sayangnya kepada anak laki-laki semata wayangnya.

Suatu ketika pedagang tersebut pergi ke luar kota untuk berdagang; anaknya ditinggal di rumah. Sekawanan bandit datang merampok desa tempat tinggal
mereka. Para penjarah ini merampok habis harta benda, membakar rumah-rumah, dan bahkan menghabisi hidup penduduk yang mencoba melawan; rumah sang pedagang pun tak luput dari sasaran. Mereka bahkan menculik anak laki-laki sang pedagang untuk dijadikan budak.

Betapa terperanjatnya sang pedagang ketika ia pulang dan mendapati rumahnya sudah jadi tumpukan arang. Dengan gundah hati, ia mencari-cari anak tunggalnya
yang hilang. Ia menjadi frustrasi ketika mendapati banyak tetangganya yang terbantai dan mati terbakar. Di tengah kepedihan dan keputusasaan, ia menemukan seonggok belulang dan abu di sekitar rumahnya, di dekat tumpukan abu itu tergolek boneka kayu kesayangan anaknya. Yakinlah sudah ia bahwa itu
adalah abu jasad anaknya. Meledaklah raung tangisnya. ia menggelepar-gelepar di tanah sembari meraupi abu jasad itu ke wajahnya. Satu-satunya sumber kebahagiaan hidupnya telah terenggut..

Semenjak itu, pria tersebut selalu membawa-bawa abu anaknya dalam sebuah tas. Sampai setahun setelah itu ia suka mengucilkan diri, tenggelam dalam tangis sampai berjam-jam lamanya; kadang orang melihat ia tertawa sendiri, mungkin kala itu ia teringat masa-masa bahagia bersama keluarganya. Ia terus larut dalam kesedihan tak terperikan..

Musim berlalu. sang anak akhirnya berhasil meloloskan diri dari cengkeraman para penculiknya. Ia bergegas pulang ke kampung halamannya. Sesampai di kediaman ayahnya, ia mengetuk pintu rumah sembari berteriak senang, "Ayah, ini aku pulang!"

Sang ayah yang waktu itu lagi tertidur di ranjangnya, terbangun mendengar suara itu.

Ia berpikir, "Ini pasti ulah anak-anak nakal yang suka meledekku itu!"
"Pergi! Jangan main-main!"

Mendengar sahutan itu, sang anak kembali berteriak,
"Ayah! Ini aku, anakmu!

Dari dalam rumah terdengar lagi,
"Jangan ganggu aku terus! Pergi kamu!"

Sang anak menggedor pintu dan berteriak lebih lantang,
"Buka pintu ayah! Ini betul anakmu!"

Mereka saling bersahutan. sang ayah terus bersikeras tidak membuka pintu. Sang anak pun akhirnya putus asa dan berlalu dari rumah itu..

Sang Guru menutup cerita itu dan menyampaikan, "Sebagian orang begitu erat memegang apa yang mereka 'ANGGAP' sebagai kebenaran. Ketika Kebenaran Sejati betul-betul datang, belum tentu mereka membuka pintu hati mereka."
 
More aboutMemegang Kebenaran

Hidup Adalah Pilihan

Diposting oleh mermanarts on Kamis, 26 Januari 2012

Cerita, Motivasi & Renungan #66
 
Ada 2 buah bibit tanaman yang terhampar di sebuah ladang yang subur. Bibit
yang pertama berkata, "Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku
dalam-dalam di tanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya
tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku, untuk menyampaikan salam
musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari, dan kelembutan embun
pagi di pucuk-pucuk daunku."

Dan bibit itu tumbuh, makin menjulang.

Bibit yang kedua bergumam. "Aku takut. Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah
ini, aku tak tahu, apa yang akan kutemui di bawah sana. Bukankah disana
sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku keatas, bukankah nanti keindahan
tunas-tunasku akan hilang? Tunasku ini pasti akan terkoyak. Apa yang akan
terjadi jika tunasku terbuka, dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan
pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk
mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai
semuanya aman."

Dan bibit itupun menunggu, dalam kesendirian.

Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi, dan mencaploknya segera.

Memang, selalu saja ada pilihan dalam hidup. Selalu saja ada lakon-lakon
yang harus kita jalani. Namun, seringkali kita berada dalam kepesimisan,
kengerian, keraguan, dan kebimbangan-kebimbangan yang kita ciptakan sendiri.

Kita kerap terbuai dengan alasan-alasan untuk tak mau melangkah, tak mau
menatap hidup. Karena hidup adalah pilihan, maka, hadapilah itu dengan
gagah. Dan karena hidup adalah pilihan, maka, pilihlah dengan bijak
 
More aboutHidup Adalah Pilihan

Selembar Kertas Putih

Diposting oleh mermanarts on Rabu, 25 Januari 2012

Cerita, Motivasi & Renungan #65
 
Seorang anak yang suka mencari-cari kesalahan.
Dengan cekatan, ia akan mampu menunjukkan kesalahan teman-teman dan orangtuanya. Bahkan jika sesuatu terjadi pada dirinya, maka ia menyalahkan teman dan orangtuanya. "Aku jatuh karena Ayah meletakkan ember di sembarang tempat," kata anak tsb. kepada ayahnya saat ia terjatuh di kamar mandi.
"Kamu mengalami musibah ini karena kamu tidak berhati-hati. Oleh karena itu, kalau berjalan harus hati-hati," kata anak tsb. kepada seorang anak lain yang terkilir kakinya.

Pada suatu hari, anak itu berjalan-jalan di pinggir hutan. Matanya tertuju pada sekelompok lebah yang mengerumuni sarangnya. "Wah, madu lebah itu pasti sangat manis. Aku akan mengambilnya. Aku akan mengusir lebah-lebah itu !" Ia pun mengambil sebuah galah dan menyodok sarang lebah itu dengan keras. Ribuan lebah merasa terusik dan menyerang anak itu. Melihat binatangkecil yang begitu banyak, anak itu lari terbirit-birit. Lebah-lebah itu tidak membiarkan musuhnya pergi begitu saja. Satu ...dua ...tiga, lebah-lebah menghajar dengan sengatan. "Aduh .....tolong ..... !" Byur !! Anak itu menceburkan dirinya ke sungai. Tak lama kemudian, lebah-lebah itu pergi meninggalkan anak itu yang kesakitan.

"Mengapa Ayah tidak menolongku ? Jika Ayah sayang padaku, pasti sudah berusaha menyelamatkanku. Semua ini salah Ayah !" Ayahnya diam sejenak, lalu mengambil selembar kertas putih.
"Anakku, apa yang kamu lihat dari kertas ini? Itu hanya kertas putih, tidak ada gambarnya," jawab anak itu. Kemudian, ayahnya mentoreh di kertas putih dengan sebuah titik berwarna hitam.
"Apa yang kamu lihat dari kertas putih ini?
Ada gambar titik hitam di kertas putih itu !
Anakku, mengapa kamu hanya rmelihat satu titik hitam pada kertas putih ini? Padahal sebagian besar kertas ini berwarna putih. Betapa mudahnya kamu melihat kesalahan Ayah ! Padahal masih banyak hal baik yang telah Ayah lakukan padamu."

Ayahnya berjalan pergi meninggalkan anaknya yang duduk termenung.

Pembaca..... mari kita belajar mengoreksi diri sendiri sebelum kita menyalahkan orang lain. Jangan hanya melihat sisi buruk suatu masalah, tetapi kita perlu juga melihat sisi baiknya. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui ? 
More aboutSelembar Kertas Putih

Rantai Yang Mengikat Kaki

Diposting oleh mermanarts on Minggu, 22 Januari 2012

Cerita, Motivasi & Renungan #64
 
 
Seorang pawang gajah pernah bercerita bahwa gajah harus dilatih sejak masih kecil dan lemah. Pertama-tama kaki bayi gajah diikat dengan rantai baja yang kuat pada sebuah tonggak yang kokoh. Gajah hanya bisa berjalan sejauh panjang rantai. Jika ia berusaha melarikan diri, rantai baja akan menahannya. Biasanya ia akan mencoba memutuskan rantai itu dengan menariknya kuat-kuat, namun ia masih terlalu lemah untuk bisa mengalahkan kekuatan rantai baja.

Ini berlangsung selama bertahun-tahun sampai tertanam dalam benak gajah bahwa ia takkan pernah mampu memutuskan rantai yang mengikat kakinya. Dengan demikian sang pawang bisa membawa gajah bekerja di ladang dan hutan tanpa khawatir melarikan diri.

Lalu, apalah bedanya rantai baja dengan tali ijuk, bila sang gajah tetap saja menganggap dirinya takkan mampu mengalahkan apa yang mengikat kakinya?

Apakah hal ini terjadi pada hidup kita? Jika selama ini kita membiarkan diri terbelenggu pada pengalaman masa lalu, tanpa sedikit pun ada keberanian untuk menginsafinya, maka jangan salahkan siapa-siapa jika kita takkan pernah mampu melepaskan diri dari penyesalan.
More aboutRantai Yang Mengikat Kaki

Berani Untuk Mencoba

Diposting oleh mermanarts on Sabtu, 21 Januari 2012

Cerita, Motivasi & Renungan #63
 Alkisah, seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang dibuatnya. "Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31,104,000 kali selama setahun?" "Ha?," kata jam terperanjat, "Mana sanggup saya?"

"Bagaimana kalau 86,400 kali dalam sehari?"

"Delapan puluh ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?" jawab jam penuh keraguan.

"Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?"

"Dalam satu jam harus berdetak 3,600 kali? Banyak sekali itu" tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya

Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada si jam, "Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?"

"Naaaa, kalau begitu, aku sanggup!" kata jam dengan penuh antusias.

Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik.

Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti.

Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31,104,000 kali

Renungan :

Ada kalanya kita ragu-ragu dengan segala tugas pekerjaan yang begitu terasa berat. Namun sebenarnya kalau kita sudah menjalankannya, kita teryata mampu. Bahkan yang semula kita anggap impossible untuk dilakukan sekalipun. Jangan berkata "tidak" sebelum Anda pernah mencobanya
More aboutBerani Untuk Mencoba

Pilot wanita terhebat di dunia

Diposting oleh mermanarts on Jumat, 20 Januari 2012

Cerita, Motivasi & Renungan #62
 
 Kisah hidup seorang pilot wanita menjadi bukti nyata atas kebenaran prinsip ini.

Madame Jacklyne, tergolong wanita muda cantik mempesona. Di usia muda, dia menikah dengan putra presiden Perancis dan memulai hidup barunya yang indah. Menantu presiden ini ingin sekali menjadi pilot. Dia lalu mempelajarinya dengan sungguh – sungguh. Namun dalam salah satu atraksi penerbangannya, dia mengalami kecelakaan. Namun kelak, dia menunjukkan kepada dunia, keberanian dan kebesaran jiwanya.

Jacklyne merupakan pilot wanita pertama yang berhasil mengelilingi dunia seorang diri. Dalam berbagai pertandingan, dia juga berhasil meraih rekor tertinggi. Hobinya menjadi pilot menyebabkan dirinya berkali – kali nyaris tewas. Tapi wanita ini sama sekali tak gentar menghadapi bahaya. Karenanya, dia tercatat sebagai wanita pilot paling berani dalam sejarah.

Dia mengalami kecelakaan sampai empat kali. Kecelakaan pertama terjadi pada tahun 1949. Waktu itu dia masih menjadi siswa sekolah penerbangan di Paris dan melakukan atraksi di atas sungai Seine yang membelah ibukota Perancis itu. Ajaibnya, dia lolos dari maut. Sekalipun begitu, wajahnya hancur sehingga harus dioperasi plastik sebanyak 36 kali. Setelah dioperasi, wajahnya terlihat sangat jelek sampai – sampai anak – anaknya sendiri takut melihatnya

Setelah kecelakaan itu, tak seorang pun percaya bahwa dia akan duduk lagi di kursi pilot. Pada tahun 1951, sekali lagi Jacklyne membuat masyarakat dunia tercengang. Dia berhasil mengalahkan saingan lamanya, penerbang wanita berkebangsaan Amerika. Kali ini dia berhasil mengukir rekor baru dalam dunia penerbangan wanita. Dia menceritakan kisah hidupnya di bawah ini;

“Sebelum kecelakaan, aku menerbangkan pesawat sebagai hiburan dan sarana bersenang – senang. Tapi setelah mengalami kecelakaan, bukannya takut menerbangkan pesawat, justru aku menjadikannya sebagai hobi dan tujuan besar hidupku. Di sana, di atas awan, aku merasa diriku, pesawat, dan langit menyatu. Aku merasa berhasil menguasai kawasan itu seorang diri.

Pesawat kecil berpenumpang empat orang itu adalah pesawat temuan baru. Aku dan pilot pesawat duduk di depan, lalu lepas landas dari lapangan terbang di selatan Paris. Tujuan kami adalah lapangan terbang di barat daya sungai Seine. Secara bertahap, pilot mengurangi ketinggian pesawat. Tak lama kemudian kami berada di atas sungai Seine. Tiba – tiba kami mendengar suara bergemuruh. Aku sadar, pesawat telah tercebur ke sungai. Perlahan – lahan kami tenggelam. Dalam keadaan itu kakiku terjepit sehingga tak dapat bergerak. Setelah berusaha sekuat tenaga, akhirnya aku berhasil melepaskan kakiku yang terjepit di celah kursi. Usaha inilah yang menyebabkanku lolos dari maut.

Setelah kecelakaan ini, aku merasakan sakit di wajah dan tempurung kepala. Ketika kuraba wajahku, aku melihat sekerat daging wajahku yang menggeliat di telapak tanganku. Seluruh tulang wajahku hancur. Sewaktu kubuka mulutku dan hendak berteriak, segenggam gigi yang hancur menghambur keluar dari mulutku. Teriakanku tercekat di tenggorakan. Lalu aku tak sadarkan diri.

Mereka bilang, tengkorak kepalaku hancur berkeping – keping, laksana gelas kristal yang jatuh dan hancur berantakan. Kedua mataku keluar, tulang rusuk, lengan, dan kakiku patah. Alhasil, wajahku yang cantik berubah menjadi monster menyeramkan!

Benar, sepanjang 1950 – 1951, Jacklyne menjalani operasi plastik di Paris sebanyak delapan kali, di Munich enam kali, dan di New York sebelas kali. Di sela – sela operasi ini, dia tetap melanjutkan hobinya menerbangkan pesawat. Hingga akhir tahun 1951, dia berhasil menciptakan rekor kecepatan baru; sampai 20 tahun, rekor itu tak terpecahkan

Penerbangan terhebatnya terjadi pada tahun 1962. Saat itu Jacklyne berhasil menciptakan rekor baru dengan pesawat jet Mirage-3. Sekali lagi, dia berhasil mereguk pujian masyarakat sedunia.

bagiku, dia adalah seorang tokoh wanita yang patut dicontoh!!! seperti Ibu kita Kartini
More aboutPilot wanita terhebat di dunia

Tiga Pintu Kebijaksanaan

Diposting oleh mermanarts on Kamis, 19 Januari 2012

Cerita, Motivasi & Renungan #61
Seorang Raja, mempunyai anak tunggal yg pemberani, trampil dan pintar. Untuk menyempurnakan pengetahuannya, ia mengirimnya kepada seorang pertapa bijaksana.

"Berikanlah pencerahan padaku tentang Jalan Hidupku" Sang Pangeran meminta.

"Kata-kataku akan memudar laksana jejak kakimu di atas pasir", ujar Pertapa."Saya akan berikan petunjuk padamu, di Jalan Hidupmu engkau akan menemui 3 pintu.

Bacalah kata-kata yang tertulis di setiap pintu dan ikuti kata hatimu.

Sekarang pergilah sang Pertapa menghilang dan Pangeran melanjutkan perjalanannya. Segera ia menemukan sebuah pintu besar yang di atasnya tertulis kata "UBAHLAH DUNIA"

"Ini memang yang kuinginkan" pikir sang Pangeran. "Karena di dunia ini ada hal-hal yang aku sukai dan ada pula hal-hal yang tak kusukai. Aku akan mengubahnya agar sesuai keinginanku"

Maka mulailah ia memulai pertarungannya yang pertama, yaitu mengubah dunia. Ambisi, cita-cita dan kekuatannya membantunya dalam usaha menaklukkan dunia agar sesuai hasratnya. Ia mendapatkan banyak kesenangan dalam usahanya tetapi hatinya tidak merasa damai. Walau sebagian berhasil diubahnya tetapi sebagian lainnya menentangnya.

Tahun demi tahun berlalu. Suatu hari, ia bertemu sang Pertapa kembali.

"Apa yang engkau pelajari dari Jalanmu ?" Tanya sang Pertapa

"Aku belajar bagaimana membedakan apa yang dapat klakukan dengan kekuatanku dan apa yang di luar kemampuanku, apa yang tergantung padaku dan apa yang tidak tergantung padaku" jawab Pangeran

"Bagus! Gunakan kekuatanmu sesuai kemampuanmu. Lupakan apa yang diluar kekuatanmu, apa yang engkau tak sanggup mengubahnya" dan sang Pertapa menghilang.

Tak lama kemudian, sang Pangeran tiba di Pintu kedua yang bertuliskan "UBAHLAH SESAMAMU"

"Ini memang keinginanku" pikirnya. "Orang-orang di sekitarku adalah sumber kesenangan, kebahagiaan, tetapi mereka juga yang mendatangkan derita, kepahitan dan frustrasi"

Dan kemudian ia mencoba mengubah semua orang yang tak disukainya. Ia mencoba mengubah karakter mereka dan menghilangkan kelemahan mereka.

Ini menjadi pertarungannya yang kedua.

Tahun-tahun berlalu, kembali ia bertemu sang Pertapa.

"Apa yang engkau pelajari kali ini?"

"Saya belajar, bahwa mereka bukanlah sumber dari kegembiraan atau kedukaanku, keberhasilan atau kegagalanku. Mereka hanya memberikan kesempatan agar hal-hal tersebut dapat muncul. Sebenarnya di dalam dirikulah segala hal tersebut berakar"

"Engkau benar" Kata sang Pertapa. "Apa yang mereka bangkitkan dari dirimu, sebenarnya mereka mengenalkan engkau pada dirimu sendiri.

Bersyukurlah pada mereka yang telah membuatmu senang & bahagia dan bersyukur pula pada mereka yang menyebabkan derita dan frustrasi.

Karena melalui mereka lah, Kehidupan mengajarkanmu apa yang perlu engkau kuasai dan jalan apa yang harus kau tempuh"

Kembali sang Pertapa menghilang.

Kini Pangeran sampai ke pintu ketiga "UBAHLAH DIRIMU"

"Jika memang diriku sendiri lah sumber dari segala problemku, memang disanalah aku harus mengubahnya". Ia berkata pada dirinya sendiri.

Dan ia memulai pertarungannya yang ketiga. Ia mencoba mengubah karakternya sendiri, melawan ketidak sempurnaannya, menghilangkan kelemahannya, mengubah segala hal yg tak ia sukai dari dirinya, yang tak sesuai dengan gambaran ideal.

Setelah beberapa tahun berusaha, dimana sebagian ia berhasil dan sebagian lagi gagal dan ada hambatan, Pangeran bertemu sang Pertapa kembali.

"Kini apa yang engkau pelajari ?"

"Aku belajar bahwa ada hal-hal di dalam diriku yang bisa ditingkatkan dan ada yang tidak bisa saya ubah"

"Itu bagus" ujar sang pertapa. "Ya" lanjut Pangeran, "tapi saya mulai lelah untuk bertarung melawan dunia, melawan setiap orang dan melawan diri sendiri. Tidakkah ada akhir dari semuai ini ? Kapan saya bisa tenang ? Saya ingin berhenti bertarung, ingin menyerah, ingin meninggalkan semua ini !"

"Itu adalah pelajaranmu berikutnya" ujar Pertapa. Tapi sebelum itu, balikkan punggungmu dan lihatlah Jalan yang telah engkau tempuh".

Dan ia pun menghilang.

Ketika melihat ke belakang, ia memandang Pintu Ketiga dari kejauhan dan melihat adanya tulisan di bagian belakangnya yang berbunyi "TERIMALAH DIRIMU".

Pangeran terkejut karena tidak melihat tulisan ini ketika melalui pintu tsb.

"Ketika seorang mulai bertarung, maka ia mulai menjadi buta" katanya pada dirinya sendiri.

Ia juga melihat, bertebaran di atas tanah, semua yang ia campakkan, kekurangannya, bayangannya, ketakutannya. Ia mulai menyadari bagaimana mengenali mereka, menerimanya dan mencintainya apa adanya.

Ia belajar mencintai dirinya sendiri dan tidak lagi membandingkan dirinya dengan orang lain, tanpa mengadili, tanpa mencerca dirinya sendiri.

Ia bertemu sang Pertapa, dan berkata "Aku belajar, bahwa membenci dan menolak sebagian dari diriku sendiri sama saja dengan mengutuk untuk tidak pernah berdamai dengan diri sendiri. Aku belajar untuk menerima diriku seutuhnya, secara total dan tanpa syarat."

"Bagus, itu adalah Pintu Pertama Kebijaksanaan" , ujar Pertapa. "Sekarang engkau boleh kembali ke Pintu Kedua"

Segera ia mencapai Pintu Kedua, yang tertulis di sisi belakangnya "TERIMALAH SESAMAMU"

Ia bisa melihat orang-orang di sekitarnya, mereka yang ia suka dan cintai, serta mereka yang ia benci. Mereka yang mendukungnya, juga mereka yang melawannya.

Tetapi yang mengherankannya, ia tidak lagi bisa melihat ketidaksempurnaan mereka, kekurangan mereka. Apa yang sebelumnya membuat ia malu dan berusaha mengubahnya.

Ia bertemu sang Pertapa kembali, "Aku belajar" ujarnya "Bahwa dengan berdamai dengan diriku, aku tak punya sesuatupun untuk dipersalahkan pada orang lain, tak sesuatupun yg perlu ditakutkan dari merela. Aku belajar untuk menerima dan mencintai mereka, apa adanya.

"Itu adalah Pintu Kedua Kebijaksanaan" ujar sang Pertapa, "Sekarang pergilah ke Pintu Pertama"

Dan di belakang Pintu Pertama, ia melihat tulisan "TERIMALAH DUNIA"

"Sungguh aneh" ujarnya pada dirinya sendiri "Mengapa saya tidak melihatnya sebelumnya". Ia melihat sekitarnya dan mengenali dunia yang sebelumnya berusaha ia taklukan dan ia ubah.

Sekarang ia terpesona dengan betapa cerah dan indahnya dunia. Dengan kesempurnaannya.

Tetapi, ini adalah dunia yang sama, apakah memang dunia yang berubah atau cara pandangnya?

Kembali ia bertemu dengan sang Pertapa : "Apa yang engkau pelajari sekarang ?"

"Aku belajar bahwa dunia sebenarnya adalah cermin dari jiwaku. Bahwa Jiwaku tidak melihat dunia melainkan melihat dirinya sendiri di dalam dunia. Ketika jiwaku senang, maka dunia pun menjadi tempat yang menyenangkan. Ketika jiwaku muram, maka dunia pun kelihatannya muram.

Dunia sendiri tidaklah menyenangkan atau muram. Ia ADA, itu saja.

Bukanlah dunia yang membuatku terganggu, melainkan ide yang aku lihat mengenainya. Aku belajar untuk menerimanya tanpa menghakimi, menerima seutuhnya, tanpa syarat.

"Itu Pintu Ketiga Kebijaksanaan" ujar sang Pertapa. "Sekarang engkau berdamai dengan dirimu, sesamamu dan dunia" Sang pertapa pun menghilang.

Sang pangeran merasakan aliran yang menyejukkan dari kedamaian, ketentraman, yang berlimpah merasuki dirinya. Ia merasa hening dan damai.
More aboutTiga Pintu Kebijaksanaan

Menularkan Kebahagiaan

Diposting oleh mermanarts on Selasa, 17 Januari 2012

Cerita, Motivasi & Renungan #60
Seorang pemuda berangkat kerja dipagi Hari.
Memanggil taxi dan naik,...'selamat pagi Pak,'... katanya menyapa sang sopir taxi terlebih dahulu,...
'pagi yang cerah bukan?' sambungnya sambil tersenyum,... lalu bersenandung kecil,
Sang sopir tersenyum melihat keceriaan penumpangnya, ... dengan senang hati, Ia melajukan taxinya.

Sesampainya ditempat tujuan,..
Pemuda itu membayar dengan selembar 20 ribuan, untuk argo yang hampir 15 ribu, 'kembaliannya buat bapak saja,... selamat bekerja Pak,..' kata pemuda dengan senyum.

'terima kasih,...' jawab Pak sopir taxi dengan penuh syukur...wah, .. aku bisa
sarapan dulu nih,... Pikirnya,...
Dan menuju kesebuah warung..'biasa Pak?' tanya si mbok warung.
'ya, biasa,.. Nasi sayur,... Tapi,.. Pagi ini, tambahkan sepotong ayam'..jawab Pak sopir dengan tersenyum, Dan, ketika membayar nasi , di tambahkannya seribu rupiah 'buat jajan anaknya si mbok,...'begitu katanya.

Dengan tambahan uang jajan seribu, pagi itu anak si mbok berangkat kesekolah dengan senyum lebih lebar,.... IA bisa membeli 2 buah roti Pagi ini,... Dan diberikannya pada temannya yang tidak punya bekal,...

Begitulah,.. .cerita bisa berlanjut,..

Bergulir,... .seperti bola salju,...

Keluarga Pak sopir bisa lebih bahagia Hari itu,..begitu juga keluarga si mbok,...
Teman2 si anak,...keluarga mereka,... Semua tertular kebahagiaan, .....

Kebahagiaan, seperti juga kesusahan, bisa menular kepada siapa saja disekitar Kita.

Kebahagiaan adalah sebuah pilihan...

Sudahkah Kita menularkan kebahagiaan Hari ini? 
More aboutMenularkan Kebahagiaan

Pelajaran Yang Menyedihkan

Diposting oleh mermanarts on Minggu, 15 Januari 2012

Cerita, Motivasi & Renungan #59
 
 Sering kali orang tidak mensyukuri apa yang diMILIKInya sampai akhirnya ....

Rani, sebut saja begitu namanya. Kawan kuliah ini berotak cemerlang dan memiliki idealisme tinggi. Sejak masuk kampus, sikap dan konsep dirinya sudah jelas: meraih yang terbaik, di bidang akademis maupun profesi yang akan digelutinya. ''Why not the best,'' katanya selalu, mengutip seorang mantan presiden Amerika.

Ketika Universitas mengirim mahasiswa untuk studi Hukum Internasional di Universiteit Utrecht , Belanda, Rani termasuk salah satunya. Saya lebih memilih menuntaskan pendidikan kedokteran.

Berikutnya, Rani mendapat pendamping yang ''selevel''; sama-sama berprestasi, meski berbeda profesi.

Alifya, buah cinta mereka, lahir ketika Rani diangkat sebagai staf diplomat, bertepatan dengan tuntasnya suami dia meraih PhD. Lengkaplah kebahagiaan mereka.

Ketika Alif, panggilan puteranya itu, berusia 6 bulan, kesibukan Rani semakin menggila. Bak garuda, nyaris tiap hari ia terbang dari satu kota ke kota lain, dan dari satu negara ke negara lain.

Setulusnya saya pernah bertanya, ''Tidakkah si Alif terlalu kecil untuk ditinggal-tinggal? '' Dengan sigap Rani menjawab, ''Oh, saya sudah mengantisipasi segala sesuatunya. Everything is OK!'' Ucapannya itu betul-betul ia buktikan. Perawatan dan perhatian anaknya, ditangani secara profesional oleh baby sitter mahal. Rani tinggal mengontrol jadwal Alif lewat telepon. Alif tumbuh menjadi anak yang tampak lincah, cerdas dan gampang mengerti.

Kakek-neneknya selalu memompakan kebanggaan kepada cucu semata wayang itu, tentang kehebatan ibu-bapaknya. Tentang gelar dan nama besar, tentang naik pesawat terbang, dan uang yang banyak.
''Contohlah ayah-bunda Alif, kalau Alif besar nanti.'' Begitu selalu nenek Alif, ibunya Rani, berpesan di akhir dongeng menjelang tidurnya.

Ketika Alif berusia 3 tahun, Rani bercerita kalau dia minta adik. Terkejut dengan permintaan tak terduga itu, Rani dan suaminya kembali menagih pengertian anaknya. Kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Alif. Lagi-lagi bocah kecil ini ''memahami'' orang tuanya. Buktinya, kata Rani, ia tak lagi merengek minta adik. Alif, tampaknya mewarisi karakter ibunya yang bukan perengek. Meski kedua orangtuanya kerap pulang larut, ia jarang sekali ngambek.

Bahkan, tutur Rani, Alif selalu menyambut kedatangannya dengan penuh ceria. Maka, Rani menyapanya ''malaikat kecilku''.

Sungguh keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski kedua orangtuanya super sibuk, Alif tetap tumbuh penuh cinta. Diam-diam, saya iri pada keluarga ini.

Suatu hari, menjelang Rani berangkat ke kantor, entah mengapa Alif menolak dimandikan baby sitter. ''Alif ingin Bunda mandikan,'' ujarnya penuh harap. Karuan saja Rani, yang detik ke detik waktunya sangat diperhitungkan, gusar. Ia menampik permintaan Alif sambil tetap gesit berdandan dan mempersiapkan keperluan kantornya. Suaminya pun turut membujuk Alif agar mau mandi dengan Tante Mien, baby sitter-nya. Lagi-lagi, Alif dengan pengertian menurut, meski wajahnya cemberut.

Peristiwa ini berulang sampai hampir sepekan. ''Bunda, mandikan aku!'' kian lama suara Alif penuh tekanan. Toh, Rani dan suaminya berpikir, mungkin itu karena Alif sedang dalam masa pra-sekolah, jadinya agak lebih minta perhatian. Setelah dibujuk-bujuk, akhirnya Alif bisa ditinggal juga.

Sampai suatu sore, saya dikejutkan telponnya Mien, sang baby sitter. ''Bu dokter, Alif demam dan kejang-kejang. Sekarang di Emergency.'' Setengah terbang, saya ngebut ke UGD. But it was too late. Allah sudah punya rencana lain. Alif, si malaikat kecil, keburu dipanggil pulang oleh-Nya.

Rani, ketika diberi tahu soal Alif, sedang meresmikan kantor barunya. Ia shock berat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah memandikan putranya. Setelah pekan lalu Alif mulai menuntut, Rani memang menyimpan komitmen untuk suatu saat memandikan anaknya sendiri.

Dan siang itu, janji Rani terwujud, meski setelah tubuh si kecil terbaring kaku. ''Ini Bunda Lif, Bunda mandikan Alif,'' ucapnya lirih, di tengah jamaah yang sunyi. Satu persatu rekan Rani menyingkir dari sampingnya, berusaha menyembunyikan tangis.

Ketika tanah merah telah mengubur jasad si kecil, kami masih berdiri mematung di sisi pusara. Berkali-kali Rani, sahabatku yang tegar itu, berkata, ''Ini sudah takdir, ya kan . Sama saja, aku di sebelahnya ataupun di seberang lautan, kalau sudah saatnya, ya dia pergi juga kan ?'' Saya diam saja.

Rasanya Rani memang tak perlu hiburan dari orang lain. Suaminya mematung seperti tak bernyawa. Wajahnya pias, tatapannya kosong. ''Ini konsekuensi sebuah pilihan,'' lanjut Rani, tetap mencoba tegar dan kuat.
Hening sejenak. Angin senja meniupkan aroma bunga kamboja.
Tiba-tiba Rani berlutut. ''Aku ibunyaaa!'' serunya histeris, lantas tergugu hebat. Rasanya baru kali ini saya menyaksikan Rani menangis, lebih-lebih tangisan yang meledak. ''Bangunlah Lif, Bunda mau mandikan Alif. Beri kesempatan Bunda sekali saja Lif. Sekali saja, Aliiif..'' Rani merintih mengiba-iba. Detik berikutnya, ia menubruk pusara dan tertelungkup di atasnya. Air matanya membanjiri tanah merah yang menaungi jasad Alif. .....

-- Nasi sudah menjadi bubur, sesal tidak lagi menolong.
-- Hal yang nampaknya sepele sering kali menimbulkan sesal dan kehilangan yang amat sangat.
-- Sering kali orang sibuk 'di luaran', asik dengan dunianya dan ambisinya sendiri tidak mengabaikan orang-orang di dekatnya yang disayanginya. Akan masih ada waktu 'nanti' buat mereka jadi abaikan saja dulu.
-- Sering kali orang takabur dan merasa yakin bahwa pengertian dan kasih sayang yang diterimanya tidak akan hilang. Merasa mereka akan mengerti karena mereka menyayanginya dan tetap akan ada.
-- Pelajaran yang sangat menyedihkan.
More aboutPelajaran Yang Menyedihkan

Wanita Yang Mengambil Keputusan

Diposting oleh mermanarts on Sabtu, 14 Januari 2012

Cerita, Motivasi & Renungan #58
Sebut saja dia adalah seorang wanita bernama "Nanzanin." Wanita berusia dua puluh empat tahun yang selalu hidup di dalam rumah. Nanzanin adalah seorang guru les mengajar anak - anak SD. Hidup Nanzanin dipenuhi dengan tawa riang dan canda bersama anak - anak itu. Namun, setiap tahun Nanzanin selalu merenung, tepatnya akhir tahun.
"Apakah aku akan tetap menjadi guru les?" gumam Nanzanin.
sampai pada suatu ketika dia mengambil keputusan untuk meninggalkan murid - muridnya demi mengejar cita - citanya yang lain menjadi seorang penulis novel. Tiap hari Nanzanin disibukkan oleh tulisan - tulisannya. Dari ke sepuluh murid itu, Nanzanin menyisakan satu - satunya murid kesayangannya bernama Siska.

Kenapa Nanzanin tetap mempertahankannya? karena murid itu begitu mengingatkan Nanzanin pada masa kecilnya dulu. Periang, dan bersemangat! Setiap minggu dia mengajar les murid itu dengan senang hati, bahkan bisa dikatakan bukan guru les melainkan teman sebaya. Sisca seorang gadis mungil berumur 13 tahun.

suatu hari, Nanzanin berniat melepaskan murid kesayangan itu dikarenakan takut suatu hari dia tak sanggup berpisah dengan Siska. Karena sisca telah dianggap sebagai adiknya sendiri. Saat itu, Nanzanin sudah berpamitan pada Siska dan orangtuanya untuk mengundurkan diri, dan Nanzanin menekuni dunia tulis menulisnya lagi.

semalam suntuk dia berpikir sampai tak dapat tidur lelap memikirkan nasib murid kesayangannya. Padahal orang tua Siska mampu mencari guru lain selain Nanzanin yang lebih baik. Keputusan telah diambil Nanzanin, dia datang lagi ke rumah Siska dan menemui kembali orang tuanya.

"Tante, dulu saya pernah menangis karena telah melepaskan murid - murid saya. Sepertinya saya tak bisa melepas Siska, jadi saya berniat untuk membatalkan niat itu." ucap Nanzanin sambil menangis pelan.

Ibu Siska tersenyum, "Tidak apa - apa, teruskan saja kalau kamu memang masih mau."

alangkah bahagianya hati Nanzanin, hubungan antara guru dan murid semakin akrab. sebulan berlalu, Nanzanin disibukkan oleh kegiatanya menulis novel yang harus dia kirim tiap bulan.

hingga akhirnya terlupa pada janjinya untuk tetap terus mengajar Siska demi mengejar target dan uang. Karena jika dibandingkan dengan honor les yang tak seberapa membuat Nanzanin semakin lupa pada kwajibannya mengajar Siska.

Sampai akhirnya, ketika Nanzanin merasa kelelahan dan tak mampu menulis cerita per bulannya. Dia rindu pada kehidupan sebelumnya, yang tak membuatnya stress oleh waktu.

wanita itu, bernama Nanzanin tersadar dari kesalahannya menelantarkan murid kesayangannya.
dan akhirnya memutuskan untuk mengajar dengan tekun lagi muridnya, sedangkan menulis tetap dia lakukan namun tak mengejar target. Karena hal itu telah membuatnya kehilangan sesuatu yang berharga yaitu"Ketenangan jiwa."
More aboutWanita Yang Mengambil Keputusan

Pa....Baca yang Keras ya...

Diposting oleh mermanarts on Jumat, 13 Januari 2012

Cerita, Motivasi & Renungan #57

Pada suatu malam Budi, seorang eksekutif sukses, seperti biasanya sibuk memperhatikan berkas-berkas pekerjaan kantor yang dibawanya pulang ke rumah, karena keesokan harinya ada rapat umum yang sangat penting dengan para pemegang saham. Ketika ia sedang asyik menyeleksi dokumen kantor tersebut, Putrinya Jessica datang mendekatinya, berdiri tepat disampingnya, sambil memegang buku cerita baru.
Buku itu bergambar seorang peri kecil yang imut, sangat menarik perhatian Jessica, "Pa liat"! Jessica berusaha menarik perhatian ayahnya. Budi menengok ke arahnya, sambil menurunkan kacamatanya, kalimat yang keluar hanyalah kalimat basa-basi "Wah,. buku baru ya Jes?",
"Ya papa" Jessica berseri-seri karena merasa ada tanggapan dari ayahnya. "Bacain Jessi dong Pa" pinta Jessica lembut, "Wah papa sedang sibuk sekali, jangan sekarang deh" sanggah Budi dengan cepat. Lalu ia segera mengalihkan perhatiannya pada kertas-kertas yang berserakkan didepannya, dengan serius.

Jessica bengong sejenak, namun ia belum menyerah. Dengan suara lembut
dan sedikit manja ia kembali merayu "pa, mama bilang papa mau baca untuk
Jessi" Budi mulai agak kesal, "Jes papa sibuk, sekarang Jessi suruh mama baca ya" "Pa, mama cibuk terus, papa liat gambarnya lucu-lucu",
"Lain kali Jessica, sana! papa lagi banyak kerjaan" Budi berusaha memusatkan perhatiannya pada lembar-lembar kertas tadi, menit demi menit berlalu, Jessica menarik nafas panjang dan tetap disitu, berdiri ditempatnya penuh harap, dan tiba-tiba ia mulai lagi. "Pa,.. gambarnya bagus, papa pasti suka", "Jessica, PAPA BILANG, LAIN KALI!!" kata Budi membentaknya dengan keras, Kali ini Budi berhasil, semangat Jessica kecil terkulai, hampir menangis, matanya berkaca-kaca dan ia bergeser menjauhi ayahnya
"Iya pa,. lain kali ya pa?" Ia masih sempat mendekati ayahnya dan sambil menyentuh lembut tangan ayahnya ia menaruh buku cerita di pangkuan sang Ayah. "Pa kalau papa ada waktu, papa baca keras-keras ya pa, supaya Jessica bisa denger".

Hari demi hari telah berlalu, tanpa terasa dua pekan telah berlalu namun
permintaan Jessica kecil tidak pernah terpenuhi, buku cerita Peri Imut, belum pernah dibacakan bagi dirinya. Hingga suatu sore terdengar suara hentakan keras "Buukk!!" beberapa tetangga melaporkan dengan histeris bahwa Jessica kecil terlindas kendaraan seorang pemuda mabuk yang melajukan kendaraannya dengan kencang didepan rumah Budi. Tubuh Jessica mungil terhentak beberapa meter, dalam keadaan yang begitu panik ambulance didatangkan secepatnya.
Selama perjalanan menuju rumah sakit, Jessica kecil sempat berkata dengan begitu lirih "Jessi takut Pa, Jessi takut Ma, Jessi sayang papa mama" darah segar terus keluar dari mulutnya hingga ia tidak tertolong lagi ketika sesampainya di rumah sakit terdekat.

Kejadian hari itu begitu mengguncangkan hati nurani Budi, Tidak ada lagi waktu tersisa untuk memenuhi sebuah janji. Kini yang ada hanyalah penyesalan. Permintaan sang buah hati yang sangat sederhana,.. pun tidak terpenuhi. Masih segar terbayang dalam ingatan budi tangan mungil anaknya yang memohon kepadanya untuk membacakan sebuah cerita, kini sentuhan itu terasa sangat berarti sekali, ",...papa baca keras-keras ya Pa, supaya Jessica bisa denger" kata-kata Jessi terngiang-ngiang kembali.

Sore itu setelah segalanya telah berlalu, yang tersisa hanya keheningan dan kesunyian hati, canda dan riang Jessica kecil tidak akan terdengar lagi, Budi mulai membuka buku cerita peri imut yang diambilnya perlahan dari onggokan mainan Jessica di pojok ruangan. Bukunya sudah tidak baru lagi, sampulnya sudah usang dan koyak. Beberapa coretan tak berbentuk menghiasi lembar-lembar halamannya seperti sebuah kenangan indah dari Jessica kecil.

Budi menguatkan hati, dengan mata yang berkaca-kaca ia membuka halaman pertama dan membacanya dengan sura keras, tampak sekali ia berusaha membacanya dengan keras, Ia terus membacanya dengan keras-keras halaman demi halaman, dengan berlinang air mata. "Jessi dengar papa baca ya" selang beberapa kata,.. hatinya memohon lagi "Jessi papa minta maaf nak" "papa sayang Jessi" Seakan setiap kata dalam bacaan itu begitu menggores lubuk hatinya, tak kuasa menahan itu Budi bersujut dan menangis, memohon satu kesempatan lagi untuk mencintai.

Seseorang yang mengasihi selalu mengalikan kesenangan dan membagi kesedihan kita, Ia selalu memberi PERHATIAN kepada kita karena ia peduli kepada kita.

ADAKAH "PERHATIAN TERBAIK" ITU BEGITU MAHAL BAGI MEREKA ? BERILAH "PERHATIAN TERBAIK" WALAUPUN ITU HANYA SEKALI

Bukankah Kesempatan untuk memberi perhatian kepada orang-orang yang kita cintai itu sangat berharga ?

DO IT NOW
More aboutPa....Baca yang Keras ya...

Si Kaya dan Si Miskin

Diposting oleh mermanarts on Rabu, 11 Januari 2012

Cerita, Motivasi & Renungan #56
Alkisah di sebuah kota kecil di sebuah negara di Eropa pada abad pertengahan. Terdapat seorang anak yang merupakan anak dari tuan tanah yang kaya raya di kota tersebut, Rich namanya. Anak tersebut diantar menggunakan mobil mewah ke mana saja ia berpergian, termasuk ke sekolah.

Ada seorang anak dari keluarga yang kurang mampu, yang tinggal di pinggiran kota, bernama Poor. Kedua orang tua Poor amat mengasihi anaknya. Mereka membelikan sepeda untuk Poor dengan harapan agar Poor tidak terlalu lelah saat pergi/pulang bersekolah (lokasi sekolah Poor amat jauh dari tempat tinggalnya).

Setiap hari, saat pulang sekolah, Poor senang singgah dulu di taman yang letaknya tak jauh dari rumahnya. Ia senang memanjat pohon Oak besar di taman tersebut. Kadang-kadang, ia tidur di bawah pohon tersebut.

Suatu hari, saat ia sedang asik memanjat pohon oak, Rich lewat lengkap dengan mobil mewah dan sopirnya. "Andai aku bisa seperti dia, kaya dan ke mana-mana naik mobil, tanpa harus berlelah-lelah mengayuh sepeda", gumam Poor. Tak berapa lama kemudian, mobil tersebut berhenti dan mundur menghampiri si Poor. "Mau apa sih orang ini, mau mengolok-olokku yah??" pikir Poor.

Lalu, kaca jendela mobil itu terbuka perlahan-lahan. "Halo, perkenalkan, namaku Rich. Tampaknya seru sekali kamu memanjat pohon itu. Aku ingin sekali memanjatnya juga", kata Rich dengan wajah yang tampak sedih. Merasa diejek, Poor kemudian memakinya "Hei!!! jangan mentang-mentang kamu anak orang kaya, jadi kamu bisa sesuka hati mengejekku!!! Kalo memang mau manjat yah manjat aja!!! Memangnya tidak punya kaki??!!!". Kemudian sang sopir turun dari mobilnya dan mengambil kursi roda dari bagasi mobil. Lalu ia menuntun tuan mudanya turun dari mobil dan membantunya duduk di kursi roda. Ternyata Rich menderita kelumpuhan pada kedua kakinya sejak lahir.

"Kamu kira enak menjadi orang kaya?? Andai aku dapat menukar semua kekayaan ku dengan sepasang kaki yang sehat... aku rela..." "Aku ingin sekali berjalan di atas kedua kakiku, mengayuh sepeda, memanjat pohon oak ini..." ucap Rich.

Pesan Moral:
seringkali kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki dan iri akan milik orang lain. Padahal belum tentu orang yang memiliki apa yang ingin kita miliki, lebih bahagia dari kita sendiri.
More aboutSi Kaya dan Si Miskin

Cerita 4 Buah Lilin

Diposting oleh mermanarts on Selasa, 10 Januari 2012

Cerita, Motivasi & Renungan #55
Sedikit demi sedikit habis meleleh. Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka

Yang pertama berkata: “Aku adalah keindahan.” “Namun manusia tak mampu menjagaku, maka lebih baik aku mematikan diriku saja!” Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.

Yang kedua berkata: “Aku adalah Kasih Sayang.” “Sayang aku tak berguna lagi.” “Manusia tak mau mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.” Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.

Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara:”Aku adalah Cinta” “Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala.Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku
berguna. Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya. “ Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.

Tanpa terduga…
Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam. Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata: “Ekh apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!” Lalu ia mengangis tersedu-sedu.

Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata: Jangan takut, Janganlah menangis,
selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya: Akulah H A R A P A N “

Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.

Apa yang tidak pernah mati hanyalah H A R A P A N yang ada dalam hati kita….dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak
tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Keindahan, Kasih Sayang dan Cinta dengan HARAPAN-Nya…

Harapanlah yang membuat orang untuk lebih baik lagi, dimasa sekarang dan masa yang akan datang. Jadi jangan padamkan semangat dan harapanmu untuk hidup yg lebih baik.... 
More aboutCerita 4 Buah Lilin

24 Hal Yang Perlu Diingat

Diposting oleh mermanarts on Minggu, 08 Januari 2012

Cerita, Motivasi & Renungan #54
Kehadiranmu adalah sebuah hadiah bagi dunia
Kamu adalah unik dan satu satunya yang ada.
Hidupmu dapat menjadi apapun yang kamu inginkan
Pergunakanlah hari hari yang ada dengan baik.

Hitunglah berkatmu dan bukan masalahmu.
Kamu akan mewujudkannya melalui apapun yang ada.
Diantara kamu ada banyak jawaban.
Pengertian, semangat dan jadilah kuat.

Jangan membatasi dirimu sendiri
Banyak mimpi yang menunggu untuk diwujudkan.
Keputusan adalah sebuah kesempatan penting.
Raihlah impian yang tinggi, tujuan dan harga dirimu.

Tidak ada yang lebih sia sia drpd rasa khawatir.
Semakin lama seseorang memikirkan sebuah masalah akan
menjadi semakin berat.
Jangan terlalu serius akan hal hal yang ada.
Hiduplah dalam ketenangan dan bukan penyesalan.

Ingatlah kasih yang sedikit akan terus berjalan.
Ingatlah kasih yang besar adalah untuk selamanya.
Ingatlah persahabatan adalah investasi yang sangat
bijaksana.
Harga kehidupan adalah kebersamaan.

Sadarlah bahwa tidak pernah terlambat.
Lakukan hal yang kecil dengan cara yang luar biasa.
Milikilah semangat yang berkobar kobar, pengharapan
dan kebahagiaan.
Ambillah waktu untuk bermimpi.

DAN JANGAN PERNAH LUPA ...
WALAUPUN HANYA SATU HARI...
KAMU SANGAT SPESIAL ... 
More about24 Hal Yang Perlu Diingat

7 Hal Yang Tidak Dapat Diubah

Diposting oleh mermanarts on Sabtu, 07 Januari 2012

Cerita, Motivasi & Renungan #53
Dalam kehidupan ini kita selalu ingin menjadi yang terbaik sehingga kita lupa batasan apa saja yang dapat kita tembus atau dengan kata lain sesuatu yang bagai mana sih yang dapat kita ubah dan apa saja yang tidak dapat kita ubah....

1. Jenis kelamin
Memang ada operasi untuk mengubah kelamin. Tapi tidak bisa mengubah roh (spirit) orang yang bersangkutan. Terimalah dirimu, apakan engkau wanita ataupun pria. Act like woman / man!!

2. Orang tua
Tidak ada yang bisa memilih dilahirkan oleh orang tua yang mana. So, you must respect your parents!! Apakah orang tuamu seorang (maaf...) pemabuk, penjudi, pelacur sekalipun, you must respect them!! Kalau tidak, itu akan terjadi dalam kehidupanmu nanti. Your kids won't respect you, is it terrible?

3. Hari kelahiran
Sudah ditetapkan oleh Tuhan, sebelum dunia dijadikan. Amazing ha? But it's true. Jangan menyesali, mengapa engkau harus lahir ke dunia tapi disia-siakan oleh orang yang kau kasihi. Tuhan punya tujuan untukmu.

4. Bentuk Fisik
Kalau engkau keriting, yah keriting aja. Kalau hidungmu pesek, terima itu. Saya banyak melihat orang yang mengubah bentuk wajahnya, apakah itu memancungkan hidung, alis matanya dicukur habis, dll, jadi kelihatan aneh dan tidak natural.

5. Masa lalu
Ini juga sudah ditetapkan oleh Tuhan. Jangan melihat ke belakang, karena itu hanya membuat engkau "frozen" - can not do anything! Look to the future and see how good it is.

6. Kedudukan dalam keluarga
Apakah engkau anak bungsu, sulung, atau tengah, you can not change it. Nikmati sajalah.

7. Suku bangsa / ras
Menyesal jadi orang Indonesia yang terus menerus dilanda kesulitan? Atau menyesal jadi orang Batak yang kalau menikah perlu upacara adat yang walahhhh mahal dan lama? Atau jadi orang Cina yang suka ditindas dan diintimidasi? hmmm.....

Nah, sekarang ubah cara berpikirmu. Tuhan sudah menetapkan engkau di bangsa ini untuk satu tujuan. So, do the best in your job, loyal, jangan korupsi, itu sudah menolong untuk memperbaiki bangsa kita ini.

Itulah 7 hal yang tidak bisa kita ubah. Kalaupun ada yang kita bisa ubah, misalnya: bentuk fisik, itu akan membawa kita ke dalam situasi yang tidak pernah puas. Selalu ingin ubah penampilan terus. Capek kan? Terimalah dirimu apa adanya, seperti Tuhan menerimamu.

Memang dunia melihat rupa, tapi Tuhan melihat hati. Apa yang kau lakukan setiap hari itu lebih penting dari penampilanmu. Bukan berarti kau bisa berpenampilan seenaknya, tidak!! Tapi engkau harus menerima apa yang sudah Tuhan berikan padamu. Kulitmu yang hitam (manis), hidungmu yang kurang mancung, rambut yang lurus, urang tinggi, dll, dsb deh.

*"Ganjaran kerendahan hati dan takut akan Tuhan adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan"** 
More about7 Hal Yang Tidak Dapat Diubah

Optimisme hidup

Diposting oleh mermanarts on Jumat, 06 Januari 2012

Cerita, Motivasi & Renungan #52
Bob Butler kehilangan kedua kakinya pada tahun 1965 akibat ledakan ranjau di Vietnam. Ia kembali ke negerinya sebagai pahlawan perang. Dua puluh tahun kemudian IA sekali lagi membuktikan kepahlawanan yang murni berasal dari lubuk hatinya.

Butler sedang bekerja di garasi rumahnya di sebuah kota kecil di Arizona pada suatu Hari dalam musim panas ketika IA mendengar jeritan seorang wanita dari salah satu rumah tetangganya. Ia menggelindingkan kursi rodanya ke rumah ini, tetapi semak-semak yang tinggi di rumah itu tidak memungkinkan kursi rodanya mencapai pintu belakang. Maka veteran itu keluar dari kursinya Dan merangkak tanpa peduli debu Dan semak yang harus dilewatinya.

"Aku harus sampai ke sana," ucapnya dalam hati. "Tak peduli bagaimanapun sulitnya."

Ketika Butler tiba di rumah itu, IA tahu bahwa jeritan itu datang dari arah kolam. Di sana seorang anak perempuan berusia kira-kira tiga tahun sedang terbenam di dalamnya. Anak itu lahir tanpa lengan, sehingga ketika IA jatuh ke dalam kolam IA tidak dapat berenang. Sang ibu hanya bisa berdiri mematung sambil menangisi putri kecilnya. Butler langsung menceburkan diri Dan menyelam ke dalam dasar kolam lalu membawanya naik. Wajah anak bernama Stephanie itu sudah membiru, denyut nadinya tidak terasa Dan IA tidak benapas.

Butler segera berusaha melakukan pernafasan buatan untuk menghidupkannya kembali sementara ibunya menghubungi pemadam kebakaran melalui telepon. Ia diberitahu bahwa petugas kesehatan kebetulan sedang bertugas di tempat lain. Dengan putus ASA, IA terisak-isak sambil memeluk pundak Butler.

Sementara terus melakukan pernafasan buatan, Butler dengan tenang meyakinkan sang ibu bahwa Stephanie akan selamat. "Jangan cemas," katanya. "Saya menjadi tangannya untuk keluar dari kolam itu. Ia akan baik-baik saja. Sekarang saya akan menjadi paru-parunya. Bila bersama-sama Kita pasti bisa."

Beberapa saat kemudian anak kecil itu mulai terbatuk-batuk, sadar kembali Dan mulai menangis. Ketika mereka saling berpelukan Dan bergembira bersama-sama, sang ibu bertanya kepada Butler tentang bagaimana IA yakin bahwa anaknya akan selamat.

"Ketika kaki saya remuk terkena ledakan di Vietnam, saya sedang sendirian di sebuah ladang," ceritanya kepada perempuan itu. "Tidak Ada orang lain di sekitar situ yang bisa menolong kecuali seorang gadis Vietnam yang masih kecil. Sambil berjuang menyeretnya ke desa, gadis itu berbisik dalam bahasa Inggris
patah-patah, "Tidak apa-apa. Anda akan hidup. Saya akan menjadi kaki Anda. Bersama-sama Kita pasti bisa."

"Ini kesempatan bagi saya untuk membalas yang pernah saya terima," katanya kepada ibu Stephanie.

Kita semua adalah malaikat-malaikat bersayap sebelah. Hanya bila saling membantu Kita semua dapat terbang ( Luciano De Crescenzo) 
More aboutOptimisme hidup

Mantel Kuning

Diposting oleh mermanarts on Kamis, 05 Januari 2012

Cerita, Motivasi & Renungan #51
Rinai hujan selalu membuat saya terharu. Rintiknya, mengingatkan pada masa-masa yang telah lalu. Begitu pula hari ini. Dulu, sewaktu kecil, saya ingin sekali punya mantel hujan. Kuning, itu warna yang saya inginkan. Teman-teman saya yang lain telah memilikinya, dan mereka tampak gagah dengan mantel itu. Untuk anak kelas 2 SD, semua yang berwarna cerah, akan selalu tampak indah. Namun sayang, Ibu tak punya cukup uang untuk membelinya. Walau sempat kecewa, saya harus menurut, dan menahan keinginan untuk mempunyai mantel kuning itu.

Walau begitu, saya tetap kesal. Dan rasa itu memuncak ketika saya harus pulang dari sekolah. Hari itu hujan begitu deras. Saya makin kecewa dengan Ibu. Sebab, jika ada mantel, tentu saya tak perlu kena hujan, dan bisa bergabung bersama teman-teman yang lain. Kesal, dan marah, begitulah yangsaya rasakan saat itu. Sementara yang lain tertawa dan menikmati hujan, saya harus berjalan pulang dengan tubuh yang basah kuyup.

Ah..di tengah perjalanan, saya bertemu dengan Ibu. Dia tampak membawakan payung untuk saya. Karena terlanjur marah, saya tak menerima payung itu, dan ngambek, untuk tetap pulang tanpa payung. Walau begitu, ia tampak ingin melindungi saya dengan payungnya. Mendekap, agar saya tak terlalu basah terkena hujan. Hujan makin deras, dan kami pun berjalan pulang, walau saya tetap ngambek dan menolak untuk di payungi. Sesampainya di rumah, tingkah itu terus saya perbuat. Saya tetap menolak untuk berganti pakaian. Akhirnya dengan sedikit terpaksa, hal itu saya selesaikan. Ibu, kemudian datang dengan handuk, dan langsung menyelubungi saya dengan handuk itu. Ada kehangatan yang segera menyergap. Saya menjadi lebih tenang. Tetap, tak ada kata-kata yang keluar dari Ibu, selain terus menghangatkan saya dengan handuk itu. Tangannya terus membersihkan setiap air hujan yang ada di badan. Diseka nya kepala saya, agar tak nanti tak membuat sakit. Masih dalam diam, Ibu kemudian memberikan pakaian ganti. Setelah itu, dia masih menyodorkan teh manis hangat buat saya. Ya, segelas teh manis, sebab, susu coklat, adalah hal yang jarang saya rasakan saat itu. Ya, kehangatan kembali hadir dalam tubuh. Walau saya mungkin tak mengerti apapun, saya yakin, ada kehangatan lain yang diberikan Ibu saat itu.

Ya, teman, begitulah. Ibu mungkin tak mampu membelikan saya mantel kuning seperti yang saya impikan. Namun, payungnya telah membuat saya aman. Ibu mungkin tak mampu membelikan saya mantel kuning untuk terhindar dari hujan, namun, dekapannya membuat saya terhindar dari apapun. Ibu mungkin tak mampu membelikan saya mantel kuning itu, namun, handuk hangatnya melebihi setiap kehangatan yang mampu diberikan setiap mantel. Ibu mungkin tak mampu membelikan mantel kuning, namun, usapan lembutnya, adalah segalanya buat saya.

Ibu mungkin tak menjemput saya dengan mobil atau kendaraan lain, namun lingkaran tangannya di tubuh saya, adalah dekapan yang paling indah. Ibu mungkin tak bisa memberikan susu coklat, namun, teh manisnya, lebih berharga dari apapun. Ibu mungkin tak bisa memberikan saya banyak hal lain, namun, dekapan, usapan, uluran tangan, perhatian, kasih sayang, sudah cukup sebagai penggantinya.

Ya, rintik hujan selalu membuat saya terharu. Terima kasih buat Ibu yang tak membelikan saya mantel kuning. Karena, apa yang telah diberikannya selama ini, jauh melampaui semuanya.

terkadang ukuran cinta yg diberikan ortu kita, tak bisa dinilai dg brp banyak materi ato warisan yg diberikan kpd kita. Namun.......... cinta, kasih sayang dan perlindungan yg mereka berikan, itulah yg menjadi harta terbesar yg pernah kita dapatkan 
More aboutMantel Kuning

Sebuah Gelas Yang Cantik

Diposting oleh mermanarts on Senin, 02 Januari 2012

Cerita, Motivasi & Renungan #50
 
Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik.

"Lihat cangkir itu," kata si nenek kepada suaminya.

"Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat,"ujar si kakek.

Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara
"Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar."

"Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata "Belum !" lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata "belum !"

"Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak. Wanita itu berkata "belum !" Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya! Tolong ! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku.Ia terus membakarku.

"Setelah puas "menyiksaku" kini aku dibiarkan dingin. Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.
=============================================
Renungan :
Seperti inilah Tuhan membentuk kita. Pada saat Tuhan membentukkita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, danbanyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara bagi-Nya untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan-Nya.

"Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai pencobaan, sebab Anda tahu bahwa ujian terhadap kita menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya Anda menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun."

Apabila Anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, karena Dia sedang membentuk Anda. Bentukan-bentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses itu selesai, Anda akan melihat betapa cantiknya Tuhan membentuk aku. 
More aboutSebuah Gelas Yang Cantik